Dibumi adalah salah satu planet ditata surya yang memiliki kehidupan didalamnya. Kehidupan dibumi meliputi organisme-organisme baik mikroorganisme maupun makroorganisme. Habitat organisme dibumi meliputi daratan dan perairan. Organisme atau makhluk hidup sangat membutuhkan komponen abiotik dialam untuk kehidupannya. Salah satu komponen abiotik yang sangat dibutuhkan yaitu air. Air merupakan komponen abiotik yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup dimanapun habitatnya dibumi. Keberadaan air juga akan menciptakan ekosistem seperti ekosistem sungai, ekosistem danau, ekosistem rawa, ekosistem laut, serta ekosistem yang berada disekitar air. Ekosistem – ekosistem itu disebut dengan ekosistem akuatik (perairan). Ekosistem akuatik merupakan ekosistem terbesar yang berada dibumi, karena hampir 70% permukaan bumi ditutupi oleh air. Itu berarti hanya 30% bagian dibumi merupakan daratan. Inilah yang menimbulkan istilah bumi menjadi planet biru di tata surya.
Namun di bumi, hampir 97% air dibumi merupakan air laut, sehingga ekosistem laut (maritim) merupakan ekosistem terbesar di permukaan bumi. Air laut adalah perairan dibumi yang memiliki kandungan garam (salinitas) yang sangat tinggi, sehingga tidak bisa digunakan dan dimanfaatkan secara langsung. Air tawar merupakan air yang memiliki kandungan garam (salinitas) yang sangat kecil sehingga air di perairan tawar cenderung terasa hambar, tawar dan tidak asin. Air tawar yang ada di bumi hanya terdiri dari 3% saja. Itupun juga dibagi menjadi 69% dibekukan oleh es dan gletser, 30% lainnya berada didalam tanah, 0,26% air tawar berada dipermukaan bumi (danau air tawar dan sungai, dan bendungan air tawar lainnya), serta 0,001% air tawar berada diatmosfer. Sehingga air yang dapat digunakan oleh organisme yang berada dibumi tidak lebih dari 3% dari seluruh debit air dibumi.
Fungsi dan Manfaat Air Bagi Alam
Air sangat berharga bagi semua komponen lingkungan, baik komponen abiotik dan komponen biotik. Air memiliki banyak manfaat bagi alam, diantaranya yaitu air digunakan untuk kehidupan organisme dialam, yaitu digunakan untuk minum maupun habitat hidupnya. Seperti seekor atau segerombolan kerbau yang mencari air disungai untuk minum. Minum air dapat menjalankan metabolisme dan menghilangkan dehidrasi dalam tubuh. Air juga berfungsi untuk membentuk tubuh dan menjaga tubuh organisme khususnya manusia. Karena tubuh manusia terdiri dari 80% air. Organ tubuh manusia juga mempunyai kandungan air yang banyak sehingga hampir semua organ tubuh manusia berair. Air juga akan menjalakan fungsi organ tubuh pada organisme, karena tanpa air, metabolisme dan sistem organ lainnya akan terhalang dan menjadi rusak. Air juga menjadi habitat bagi organisme air seperti ikan, udang, ubur-ubur, dan organisme air lainnya. Air juga akan menentukan habitat dari kehidupan organisme. Kadar air pada tanah akan membuat tanah memiliki kadar kelembapan yang pas untuk organisme-organisme tanah, seperti cacing tanah, anthropoda tanah, dan hewan-hewan yang hidup didalam tanah lainnya. Namun kelembapan tanah tidak hanya mempengaruhi kehidupan hewan-hewan dibawah tanah saja. Yang paling membutuhkan kandungan air didalam tanah yaitu tumbuhan yang digunakannya untuk tumbuh dan berkembangnya. Tumbuhan memerlukan air untuk memproduksi makanannya. Cara tumbuhan untuk memprouksi makanannya yaitu dengan cara melakukan fotosintesis. Fotosintesis sangat membutuhkan air dalam penerapannya. Air digunakan sebagai bahan untuk memproduksi makanannya. Proses fotosintesis ini akan menghasilkan glukosa dan oksigen yang bermanfaat bagi organisme lainnya. Oksigen dimanfaatkan organisme untuk bernafas, sedangkan glukosa digunakan organisme sebagai sumber energi untuk melakukan beberapa fungsi organ pada makhluk hidup dan menjadi tenaga untuk menerapkannya. Fotosintesis membutuhkan cahaya matahari untuk membantu dalam pelaksanaannya. Cahaya matahari akan merangsang tumbuhan sehingga tumbuhan akan mencari dan menyerap air dan nutrisi tanah agar dapat digunakan sebagai bahan fotosintesis. Sehingga tumbuhan berperan sebagai produsen alam, karena menjadi sumber makanan bagi organisme lain serta menghasilkan oksigen dan komponen yang berarti bagi makhluk hidup lainnya. Tumbuhan juga mengubah komponen anorganik yang berasal dari dekomposer (pengurai) menjadi komponen organik yang mana komponen itu akan lebih mudah dicerna oleh organisme-organisme lainnya. Namun semua kegiatan pada tumbuhan sangat dipengaruhi oleh air. Hewan – hewan yang hidup diatas permukaan tanah juga memerlukan air untuk minum, seperti kerbau yang meminum air disungai. Meminum air bertujuan agar dapat menjalankan sistem organ pada hewan maupun organisme yang hidup. Sehingga keberadaan air juga mempengaruhi kehidupan organisme yang ada di ekosistem teresterial sehingga sifat air sangat vital karena digunakan oleh semua makhluk hidup.
Solusi dan Implementasi Konservasi Air Akan Ketersediaan Air Bersih di Indonesia
Namun sekarang keberadaan air bersih sangat sulit dijumpai, khususnya di Indonesia. Hal ini karena banyaknya masyarakat yang membuang sampah di sumber mata air, aliran air dan tampungan air yang dapat membuat air-air disitu menjadi tercemar. Air yang tercemar akan mengakibatkan timbulnya penyakit bagi makhluk hidup, kamatian organisme dialam yang mengakibatkan kepunahan spesies, maupun timbulnya berbagai macam bencana alam seperti banjir, erosi, tanah longsor, dan juga kekeringan. Air yang tercemar juga akan mengakibatkan bencana kekurangan pangan bagi organisme karena sumber pangan berasal dari produsen (tumbuhan) yang jelas membutuhkan air. Bencana-bencana tersebut akan mengakibatkan beberapa krisis kehidupan makhluk hidup dibumi, khususnya manusia seperti krisis ekonomi, serta krisis sosial dan budaya. Sehingga kehidupan ekosistem makhluk hidup dibumi menjadi terganggu dan rusak. Untuk itu dibutuhkan salah satu penjagaan dan pengelolaan salah satu sumber daya alam yang vital pada saat ini. Penjagaan dan pengelolaan sumber daya air dimaksudkan agar dapat menjaga dan melestarikan keberadaan dan kualitas pada air, sehingga dapat digunakan pada kehidupan yang berkelanjutan. Upaya agar dapat menjaga dan melestarikan ketersediaan dan kualitas air bersih, yaitu dengan cara :
1. Selektif dalam memilih produk, yaitu dengan cara menggunakan produk teknologi yang menggunakan air secara hemat seperti mesin cuci yang hemat listrik dan hemat penggunaan air.
2. Meningkatkan pelestarian dan perlindungan terhadap sumber daya air, seperti pemberian tanda dilarang membuang sampah dialiran air (sungai dan parit), penampungan air (waduk dan danau), dan sumber mata air, serta pengecekan dan pemberdayaan air agar kualitas air tetap terjaga baik.
3. Melaksanakan program hemat air di lingkungan sekitar agar penggunakan air tetap efisien dan menjaga ketersediaan sumber daya air yaitu menggunakan air secukupnya, tidak berlebihan dan sesuai kebutuhan seperti minum, memasak, mencuci, dan mandi
4. Membuat penampungan air seperti waduk, dam, dan embung agar dapat menjaga keberadaan air untuk memenuhi kebutuhan hidup, terlebih saat musim kemarau sehingga tidak terjadi kelangkaan air dan kekeringan didaerah tersebut.
5. Membentuk lembaga atau organisasi yang mengurusi dan mengatur sumber daya air agar dapat menjaga kualitas dan keberadaan air bersih. Lembaga yang berwenang dapat memberikan sanksi dan hukuman bagi siapapun yang mengotori atau merusak kualitas air dan mennghabiskan air untuk kebutuhan yang tidak berguna. Sanksi yang diberlakukan harus benar-benar bersifat jelas dan tegas sehingga pelaku akan merasa jera dan tidak mengulangi kesalahannya lagi.
6. Menentukan tarif mahal penggunaan air bagi masyarakat yang bersikap boros air. Hal ini dimaksudkan agar para pemboros air akan merasa jera dan tidak mengulangi sikap boros air. Dengan begitu keberadaan dan kualitas air tetap terjaga sehingga dapat digunakan dalam kehidupan berkelanjutan.
7. Menciptakan teknologi yang dapat mendaur ulang air. Mendaur ulang air ini dimaksudkan agar air yang memiliki kualitas buruk agar menjadi aman untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.
8. Meminimalisir penggunaan air bersih. Cara yeng tepat yaitu membuat progam yang dapat manggunakan air secukupnya. Penggunaan air secukupnya akan menjaga keberadaan air bersih. Hal ini karena keberadaan air bersih sudah mulai langka di beberapa tempat di Indonesia.
9. Menjaga ekosistem hutan yaitu dengan cara menjaga dan merawat hutan. Hutan merupakan salah satu ekosistem dengan keberagaman hayati yang sangat tinggi. Hutan memiliki banyak sekali spesies tumbuhan yang berada didalamnya. Tumbuhan dapat berperan penting untuk menjaga ketersediaan air yang mana sangat dibutuhkan oleh organisme-organime dihutan maupun diluar hutan. Cara tumbuhan untuk menjaga ketersediaan air yaitu dengan cara menyimpannya dibagian batang, akar, maupun daun pada tumbuhan tersebut. Tumbuhan berpohon sangat berperan penting dalam penjagaan keberadaan air didalam tanah. Hal ini kerena akar pada pohon mampu menahan air yang berada ditanah. Ketersediaan air didalam tanah dan tumbuhan juga akan menambah kelembapan didalam hutan, sehingga sangat cocok digunakan untuk hidup bagi organisme-orgaisme dalam hutan. Sehingga dilain sisi menjaga keberadaan dan ketersediaan air yang dapat digunakan dalam kehidupan, menjaga ekosistem hutan juga akan menjaga populasi spesies-spesies dalam hutan sehingga keanekaragaman hayati dihutan tersebut sengat tinggi dan tidak terjadi kematian masal yang mengakibatkan kepunahan spesies.
10. Menampung dan mengelola limbah pabrik maupun domestik. Hal ini dimaksudkan agar pada aliran, penampungan dan sumber mata air tidak tercemar. Pencemaran pada air akan mengakibatkan kelangkaan air bersih dialam dan menyebabkan dehidrasi pada makhluk hidup yang berujung pada kematian spesies. Cara pengelolaan limbah pabrik dan domestik yaitu dengan cara menampungnya kedalam tampungan khusus untuk limbah. Setelah itu limbah disaring berdasarkan besar kecilnya partikel. Lalu membuat teknologi yang dapat membuat limbah tersebut dapat digunakan kembali dan aman dibuang. Apabila limbah benar-benar sudah tidak dapat diolah lagi, maka dibutuhkan pihak ketiga dalam pengelolaan limbah pabrik maupun limbah domestik sehingga dapat digunakan limbah tersebut dapat digunakan lagi dan mengurangi jumlah sampah yang ada dilingkungan.
11. Tidak membuang sampah atau limbah disungai. Aliran sungai merupakan aliran air yang memiliki debit yang sangat banyak sehingga dapat digunakan dalam kehidupan organisme-organisme. Kehidupan organisme pasti sangat membutuhkan air. Membuang sampah atau limbah kesungai, maka akan membuat air disungai beracun dan menurunkan kualitas air. Air yang beracun dapat menyebabkan kematian bagi berbagai macam spesies baik didarat maupun diair, karena semua organisme membutuhkan air. Dengan tidak membuang sampak atau limbah ke sungai akan menjaga ketersediaan air bersih. Selain itu, tidak membuang sampah disungai juga dapat menjaga ekosistem yang berada diarea sekitar sungai sehingga tidak menimbulkan kepunahan pada spesies.
12. Mengatur laju debit air pada suatu tempat (run-off water). Laju debit air yang tidak terkontrol akan mengakibatkan erosi dan sedimentasi. Hal ini dapat berdampak buruk pada kualitas dan ketersediaan air sehingga menurunkan ketersediaan air bersih yang ada.
13. Mencegah pencemaran air tanah, membuat biopori pada daerah perkotaan. Air tanah dapat digunakan sebagai cadangan air bersih yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Air tanah juga dapat tercemar akibat kurangnya penyerapan air ataupun limbah yang berada diatas permukaan tanah seperti minyak dan plastik. Penyerapan air pada tanah dapat berfungsi sebagai filter atau penyaring dari sampah-sampah yang berasal dari permukaan tanah. Namun tanah akan mengalami kejenuhan dalam menyerap dan menyaring air sehingga dapat menghilangkan fungsi dan kandungan unsur hara dalam tanah. Tanah yang kehilangan fungsinya akan mengakibatkan tumbuhan mati dan tanah tersebut tidak dapat ditanami oleh tumbuhan. Membuat biopori merupakan cara yang tepat agar dapat melindungi fungsi tanah dan menjaga ketersediaan air didalam tanah. Hal ini dapat terjadi karena biopori terdiri dari lubang dan sampah organik didalamnya yang akan menampung dan menyaring air dalam tanah sehingga ketersediaan dan kualitas air dalam tanah menjadi terjaga, yang dapat digunakan saat musim kemarau tiba.
14. Membuat sumur resapan air hujan agar mempunyai debit air yang cukup, yang dapat digunakan saat musim kemarau sehingga tidak terjadi kelangkaan air bersih.
Selain itu terdapat upaya yang tepat dilakukan yaitu dengan cara konservasi pada sumber mata air. Dengan upaya konservasi yang dilakukan untuk melestarikan lingkungan namun tetap memperhatikan manfaat yang didapat, sumber daya alam ini dapat selalu ada dan bertahan pada setiap komponen lingkungan untuk dimanfaatkan di masa mendatang. Pengelolaan sumber daya alam secara bijak juga akan menjamin ketersediaan, meningkatkan kualitas, serta terpelihara keanekaragaman dan nilainya yang terkandung didalamnya. Sehingga konservasi sumber daya air adalah upaya mengelola sumber daya air yang dilakukan secara bijak dengan memperhatikan manfaat yang didapat serta mempertahankan komponen penyusunnya agar keberadaannya tetap ada yang dapat dinikmati di masa mendatang.
Melakukan konservasi air memiliki tujuan yang bermanfaat bagi kehidupan makhluk hidup yaitu menjaga ketersediaannya, menjaga keseimbangan, menjaga kemampuan sumber mata air, mencegah kerugian akibat campur tangan manusia, mencegah timbulnya bencana banjir dan kekeringan, mencegah erosi tanah dan sedimentasi, serta dapat dimanfaatkan di kehidupan berkelanjutan. Dalam melakukan konservasi air terdapat tiga metode yaitu metode agronomis, metode mekanis, dan metode kimiawi.
1. Konservasi air dengan metode agronomis adalah upaya yang dilakukan dengan menggunakan tanaman atau tumbuhan dan juga sisa dari tanaman untuk mengurangi laju dari erosi. Metode ini merupakan metode yang paling mudah dan murah, karena hanya menggunakan tanaman penutup tanah yang berasal dari alam dan tidak membutuhkan alat-alat belebihan, sehingga tidak membutuhkan biaya yang mahal dan sangat ramah lingkungan karena menggunakan komponen organik. Metode ini dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu dengan cara menanam tumbuhan penutup tanah, penanaman secara bergilir, serta menerapkan sistem pertanian hutan.
2. Konservasi air dengan metode mekanis yaitu upaya yang dilakukan secara mekanis harus berhubungan erat dengan tanah, maka juga sering disebut juga sebagai konservasi tanah dan air secara mekanis. Beberapa contoh cara yang dapat dilakukan dengan metode ini adalah mengelola tanah menurut garis kontur, membuat saluran air, serta membuat dam atau tampungan air pengendali (Dam Check).
3. Konservasi air dengan metode kimiawi yaitu upaya untuk memperbaiki kemantapan dari struktur tanah dengan memberikan preparat kimia atau yang sering disebut dengan soil conditioner. Beberapa contoh cara koservasi air dengan metode kimiawi yaitu dengan cara memakainya di permukaan tanah yaitu dengan soil conditioner tadi di campur dengan air agar encer yang kemudian dituangkan di atas permukaan tanah, kedua dengan cara dicampur dengan maksud sama seperti cara sebelumnya yaitu dengan diencerkan terlebih dahulu yang kemudian diaduk bersama tanah, serta dengan memasukkan soil conditioner tersebut ke dalam lubang yang dipersiapkan untuk ditanami tanaman.
Namun dalam penerapannya, konservasi sumber daya air harus membutuhkan metode yang benar. Apabila dilakukan dengan metode yang salah, maka juga akan mengakibatkan kerusakan, penurunan kualitas air, dan kelangkaan kesediaan air. Oleh karena itu sebelum melakukan metode dalam konservasi sumber daya air, dibutuhkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tepat. Air merupakan sumber daya alam yang vital dan sangat dibutuhkan oleh semua makhluk hidup, tanpa kecuali manusia. Bagi hewan dan tumbuhan, air sangat berperan dalam kehidupannya seperti untuk minum, sebagai bahan berfotosintesis bagi tumbuhan, serta sebagai habitat bagi hewan dan tumbuhan air. Bagi manusia, air digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia seperti minum, memasak, mencuci, dan mandi. Dari banyaknya fungsi dan manfaat air bagi makhluk hidup, maka harus dilakukannya konservasi pada sumber daya air agar dapat dimanfaatkan pada kehidupan berkelanjutan. Melakukan konservasi air yang baik dan tepat akan menjaga kualitas dan ketersediaan pada air, sehingga penggunaan air dapat digunakan untuk kehidupan saat ini hingga kehidupan dimasa depan.
Rifvanda Helmi.
Menurut Convention on Biological Diversity, keanekaragaman hayati meliputi keanekaragaman jenis, antar jenis dan ekosistem. Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1994, keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman diantara makhluk hidup dari semua sumber termasuk diantaranta daratan, lautan, dan ekosistem akuatik lain serta kompleks-kompleks ekologi yang merupakan bagian dari keanekaragamannya mencakup keanekaragaman dalam spesies dan ekosistem. Soerjani berpendapat bahwa keanekaragaman hayati menyangkut keunikan suatu spesies dan genetik dimana makhluk hidup tersebut berada. Disebut unik karena spesies hidup di suatu habitat yang khusus atau makanan yang dimakannya sangat khas, misalnya koala memakan daun kayu putih dan habitat aslinya di Australia. Keanekaragaman hayati merupakan bentuk kehidupan di bumi, baik tumbuhan, hewan, mikroorganisme, genetika yang dikandungnya maupun ekosistem serta proses-proses ekologi yang dibangun menjadi lingkungan hidup. Keanekaragaman hayati merupakan salah satu hal yang penting bagi kehidupan karena keanekaragaman hayati berperan dalam sistem ekologi sebagai indikator dan sarana untuk mengetahui adanya perubahan spesies. Keanekaragaman hayati juga mencakup kekayaan spesies dan kompleksitas ekosistem sehingga dapat mempengaruhi komunitas organisme, perkembangan dan stabilitas ekosistem. Secara sederhana, keanekaragaman hayati merujuk pada berbagai jenis kehidupan biologis di bumi. Keanekaragaman hayati biasanya disebut biodiversitas (biodiversity).
Negara Indonesia adalah negara kepulauan dengan banyaknya laut disekelilingnya. Hal ini menyebabkan ekosistem di Indonesia bermacam-macam. Lokasi Indonesia yang terbilang strategis juga dapat menyebabkan banyaknya flora dan fauna yang mendiami ibu pertiwi ini. Lokasi Indonesia yang diapit oleh dua benua dan dua samudera yaitu benua Asia dan benua Australia serta samudera Hindia dan samudera Pasifik. Lokasi ini juga bisa terbilang menyebabkan sumber daya alam di Indonesia beragam. Negara Indonesia dikenal masyarakat dunia sebagai negara megabiodiversity. Sebutan ini didukung oleh keadaan dan kekayaan alam negara Indonesia dengan iklim tropis yang menjadi habitat yang cocok bagi berbagai flora dan fauna serta Indonesia merupakan salah satu negara yang dilalui garis khatulistiwa. Hal ini menjadikan keanekaragaman hayati (biodiversity) di Indonesia menjadi terhitung sangat tinggi. Data keanekaragaman hayati di Indonesia menurut Kementerian Lingkungan Hidup pada tahun 2013 terdapat sekitar 17 persen dari keseluruhan jenis makhluk hidup yang ada di bumi. Daratan Indonesia hanya 1,3 persen tetapi memiliki flora dan fauna yang spektakuler dan unik. Keanekaragaman hayati yang menganggumkan di Indonesia terhitung 10 persen spesies berbunga, 12 persen spesies mamalia, 16 persen spesies reptil dan amfibi, 17 persen spesies burung, dan 25 persen spesies semua ikan.
Keanekaragaman hayati memiliki banyak sekali manfaat dan dapat digolongkan dalam beberapa segi. Dalam segi ekonomi keanekaragaman hayati sebagai sumber pangan, sumber karbohidrat dan protein, sumber obat-obatan dari kosmetik, sumber kayu, dan sumber perikanan. Dalam segi sosial dan budaya, kenaekaragaman hayati dijadikan sebagai warisan budaya Indonesia misalnya komodo, kegiatan memanen hasil hutan atau pertanian merupakan kebiasaan khas masyarakat yang tinggal di pegunungan atau dataran tinggi, dan sebagai aturan masyarakat adat untuk kelestarian lingkungan. Dalam segi pendidikan, keanekaragaman hayati dijadikan sebagai sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, pendidikan, penelitian mengenai sumber makanan dan obat-obatan yang berasal dari tumbuhan. Dalam segi wisata, keanekaragaman hayati dijadikan sebagai sarana rekreasi dan wisata serta manfaat keindahan. Terakhir, dalam segi ekologi, keanekaragaman hayati dijadikan sebagai sumber plasma nutfah, hutan hujan tropik Indonesia merupakan paru-paru dunia dan dapat menjaga kestabilan iklim global.
Namun sangat disayangkan, negara Indonesia juga termasuk negara dengan laju kepunahan keanekaragaman hayati cukup tinggi. Tingkat kepunahan keanekaragaman hayati tinggi karena dapat disebabkan laju kerusakan lingkungan, perburuan liar, dan penurunan areal tutupan hutan tinggi. Namun yang lebih sering diburu masyarakat adalah spesies fauna karena keberadaannya juga dianggap mengancam masyarakat serta memiliki nilai harga jual yang tinggi. Contohnya adalah harimau sumatera yang sudah tergolong langka dan masih diburu atau dibunuh masyarakat sekitar karena sudah masuk ke wilayah perkebunan warga. Bahkan di Indonesia sendiri tingkat kepunahan keanekaragaman hayati sudah di tingkat yang mengkhawatirkan. Ilmuwan memperkirakan sebanyak tiga jenis biota punah dalam setiap jam dan dua puluh ribu jenis spesies punah per tahunnya. Kepunahan ini mencapai seratus hingga seribu kali lipat lebih cepat dibandingkan dengan tingkat kepunahan normal. Padahal satu jenis fauna yang mati akan mempengaruhi kehidupan organisme jenis lain. Terdapat sebuah pernyataan bahwa tahun 2050 perubahan iklim diduga akan mengancam dua puluh lima persen semua jenis biota darat menuju kepunahan sehingga dihimbau semua masyarakat, pemerintah dan sektor swasta bergerak membantu mengurangi laju kepunahan keanekaragaman hayati. Cara-cara yang dapat dilakukan yaitu dengan melindungi habitat alami termasuk hutan, lahan basah, padang rumput, sungai, danau dengan pengelolaan yang baik dan berkelanjutan, menghindari framentasi dan alih fungsi habitat alami. Jika sudah terdegradasi, maka harus segera direhabilitasi areal bekas tambangnya. Kemudian, menjaga jenis fauna yang berada diluar habitat asli lokal agar tetap hidup. Misalnya dengan melakukan konservasi fauna.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konservasi berarti pemeliharaan dan perlindungan sesuatu secara teratur untuk mencegah kerusakan dan kemusnahan dengan jalan mengawetkan; pengawetan; pelestarian. Secara sederhana, konservasi merupakan upaya yang dilakukan manusia untuk melestarikan alam, termasuk fauna untuk mempertahankan keberadaannya di masa yang akan datang. Konservasi bukan hanya sekadar untuk melestarikan alam namun juga untuk memelihara maupun melindungi tempat yang dianggap bernilai dan memiliki manfaat supaya tidak punah. Dalam melakukan konservasi juga terdapat beberapa manfaat yaitu melindungi kekayaan ekosistem alam dan memelihara proses ekologi maupun keseimbangan ekosistem secara berkelanjutan, melindungi spesies fauna yang langka atau juga yang hampir punah. Dalam segi ekonomi juga dapat dirasakan manfaat dalam melakukan konservasi yaitu dapat mencegah kerugian yang diakibatkan oleh hilangnya sumber genetika yang terdapat dalam fauna yang dapat dijadikan sebagai bahan obat, juga bisa dapat menambah pendapatan negara dalam melakukan konservasi. Terdapat dua metode dalam melakukan konservasi fauna yaitu metode in-situ dan ex-situ. Metode in-situ adalah upaya pelestarian fauna yang dilakukan di habitat asli spesies tersebut. Kawasan yang berfungsi sebagai tempat konservasi adalah taman nasional, suaka margasatwa, dan cagar alam. Suatu tempat yang ditetapkan sebagai lokasi konservasi harus terjaga untuk meminimalisir akibat aktivitas tertentu supaya tidak rusak dan mengancam keberadaan fauna disana. Suatu lokasi yang ditetapkan sebagai kawasan konservasi in-situ tidak dapat diakses sembarang orang karena yang boleh masuk hanya yang memiliki izin resmi dari pengelola kawasan konservasi. Tujuannya untuk menjaga lingkungan dan populasi fauna di kawasan in-situ berkeliaran secara liar. Sedangkan konservasi ex-situ yaitu upaya pelestarian fauna yang bukan dilakukan di daerah habitat aslinya, tetapi pada habitat buatan. Konservasi ini merupakan jalan keluar unuk melakukan pelestarian akibat habitat aslinya sudah rusak dan akan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengembalikan fungsinya. Contoh kawasan konservasi ex-situ adalah penangkaran dan kebun binatang. Fungsi lain dari konservasi ex-situ adalah sebagai rehabilitas satwa yang akan dilepaskan kembali nantinya. Macam-macam usaha pelestarian fauna melalui bentuk konservasi yang ada di Indonesia adalah taman nasional, cagar alam, taman laut, suaka margasatwa, taman buru, melalui peraturan perundang-undangan dan melalui Keputusan Presiden.
Taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang memiliki ekosistem asli dan dikelola dengan sistem zonasi. Taman ini biasanya dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budi dayam pariwisata, dan rekreasi alam. Cagar alam adalah kawasan suaka alam yang memiliki fauna yang khas sehingga perlu dilindungi. Contoh cagar alam yaitu cagar alam hutan pinus janthoi di Aceh, cagar alam lembah anai di Sumatera Barat. Taman laut adalah lokasi perlindungan dan perbaikan pada ekosistem laut dimana ekosistem ini dijadikan sebagai habitat fauna langka yang dilindungi. Kawasan ini juga dapat digunakan sebagai kawasan pelestarian alam dengan tujuan untuk kepentingan ilmu pengetahuan, pendidikan, penelitian, dan wisata. Yang palng utama adalah untuk melestarikan jenis satwa air yang sudah terancam punah. Contoh taman laut di Indonesia adalah taman laut bunaken di Sulawesi Utara. Suaka margasatwa adalah kawasan suaka alam yang memiliki ciri khas berupa keanekaragaman dan keunikan jenis satwa yang untuk kelangsungan hidupnya dapat dilakukan pembinaan terhadap habitatnya. Taman buru adalah kawasan yang didalamnya terdapat potensi satwa buru yang diperuntukkan untuk rekreasi berburu. Contohnya adalah taman buru pulau pini di Sumatera Utara, taman buru semidang bukit kelabu di Bengkulu. Bentuk konservasi fauna melalui peraturan perundang-undangan bertujuan untuk melindungi beberapa jenis hewan yang terdapat di Indonesia. Sedangkan melalui Keputusan Presiden, misalnya Keppres nomor 4 tahun 1993 yang telah menetapkan beberapa hewan nasional.
Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) merupakan satu dari enam sub-spesies harimau yang masih bertahan hidup hingga saat ini dan termasuk dalam status satwa kritis yang terancam punah (critically endangered). Harimau Sumatera memiliki tubuh yang relatif paling kecil dibandingkan dengan jenis harimau yang lain. Di alam liar, Harimau Sumatera hanya ditemukan di Pulau Sumatera, Indonesia. Harimau sumatera dapat berkembang biak kapan saja. Masa kehamilan harimau sumatera betina sekitar 103 hari dan biasanya harimau sumatera betina akan melahirkan 2 sampai 3 ekor sekaligus, paling banyak 6 ekor. Harimau sumatera dapat hidup di alam liar selama 15 tahun namun dikurungan 20 tahun. Tercatat 66 ekor harimau sumatera terbunuh antara tahun 1998 hingga 2000. Menurut data WWF Indonesia, di tahun 2004 jumlah populasi Harimau Sumatera di alam bebas hanya sekitar 400 individu saja. Namun menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pertanggal 29 Juli 2019, populasi harimau sumatera tinggal tersisa 603 ekor saja. Di tahun akhir-akhir ini semakin menurun akibat perburuan liar untuk diperdagangkan secara ilegal dimana bagian-bagian tubuhnya diperjualbelikan dengan harga yang sangat tinggi di pasar gelap untuk obat-obatan tradisional, perhiasan, jimat, dan dekorasi. Ancaman Harimau Sumatera punah lainnya adalah karena mereka kehilangan habitat karena tingginya laju deforestasi. Jika mereka sudah kehilangan habitat, mereka akan mencari habitat baru dengan memasuki wilayah perkebunan warga yang akan berujung kematian. Perdagangan bagian tubuh harimau di Indonesia semakin memprihatinkan, meliputi kulit, kumis, cakar, ataupun opsetan utuh. Harga bagian tubuh harimau yang utuh dijual seharga 5 juta rupiah per lembar sampai dengan 25 juta rupiah per lembar. Sedangkan taring harimau akan dijual seharga 400 ribu rupiah hingga 1,1 juta rupiah. Deforestasi dan degradasi akan menyebabkan hilangnya hutan atau habitat harimau sumatera. Alih fungsi lahan untuk perkebunan, hutan tanaman industri, pemukiman, industri akan menyebabkan hutan menjadi berkurang. Investigasi Eyes on The Forest (2008) melaporkan bahwa pembuatan jalan logging oleh Asia Pulp & Paper (APP) sepanjang 45 km yang membelah hutan gambut di Senepis, Provinsi Riau mengakibatkan penyusutan luas hutan dan memicu peningkatan konflik manusia dengan harimau sumatera di kawasan tersebut. Keberadaan harimau sumatra saat ini menjadi sebuah polemik tersendiri karena banyaknya konflik antara manusia dan harimau. Serangan harimau sumatera terhadap hewan ternak juga sering terjadi. Sejarah tercatat harimau sumatera menewaskan 3 ekor sapi yang terjadi di Desa Talang Kebun Kecamatan Lubuk Sandi, Bengkulu. Sementara itu dalam kurun waktu dua tahun terakhir tercatat 26 kasus konflik harimau dengan manusia, sebanyak 16 kasus menewaskan manusia dan sisanya memangsa ternak masyarakat. Provinsi Riau adalah rumah bagi sepertiga dari seluruh populasi harimau sumatera. Namun sayang sekali, meskipun sudah dilindungi secara hukum, populasi harimau terus mengalami kemerosotan hingga 70% dalam seperempat abad terakhir. Menurut data WWF Indonesia, tahun 2007 diperkirakan hanya tersisa 192 ekor harimau sumatera di Provinsi Riau.
Maka dari itu sangat diperlukan adanya konservasi harimau sumatera untuk mencegah dari kepunahannya. Meningkatkan populasi harimau sumatera beserta alamnya menggunakan metode konservasi in-situ merupakan progam utama konservasi harimau sumatera dan pemulihan populasi harimau dan habitat alaminya. Menurut wikipedia, beberapa cara yang dapat dilakukan yaitu dengan membangun jaringan komunikasi dan kemitraan untuk meningkatkan kerjasama konservasi di semua tingkatan baik lokal, nasional, maupun internasional. Mengembangkan pengawasan terpatu dan intensif antara pemerintah, lembaga non pemerintah, dan masyarakat terhadap kegiatan konservasi. Selain itu juga dilakukan pendidikan kepada masyarakat secara terpadu dan berkesinambungan tentang pentingnya konservasi harimau sumatera dan membangun mekanisme pendanaan yang berkelanjutan dalam mendukung konservasi harimau sumatera, dan lain sebagainya. Di Indonesia sendiri sudah ditetapkan bahwa perdagangan bagian tubuh harimau merupakan perbuatan kriminal dengan melanggar Undang-Undang nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya. TFCA-Sumatera menggandeng mitra Penyelamatan dan Konservasi Harimau Sumatera (PKHS) untuk melakukan konservasi. Konservasi harimau sumatera sudah dilaksanakan seperti di kawasan Taman Nasional Bukit Tiga Puluh yang saat ini telah berhasil mengidentifikasi 58 individu harimau menggunakan camera trap. TFCA-Sumatera juga melakukan aksi penyelamatan habitat harimau sumatera dengan menggunakan jaringan AKAR (Aliansi Konservasi dan Alam Raya). Taman Nasional Gunung Leuser dan Kawasan Ekosistem Leuser di Aceh juga menjadi habitat berbagai satwa termasuk harimau sumatera. Hutan lindung singgah mata yang berada di Kecamatan Beutong, Aceh juga menjadi habitat harimau sumatera. Taman marga satwa dan budaya kinantan kota Bukittinggi, Sumatera Barat juga menjadi tempat tinggal harimau sumatera. Taman Nasional Batang Gadis merupakan taman nasional di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara yang berfungsi untuk menyelamatkan satwa dilindungi di alam termasuk harimau sumatera.
Indonesia memang memiliki banyak keanekaragaman hayati, baik flora maupun fauna. Namun kelimpahan keanekaragaman hayati tersebut tidak dimanfaatkan dan diperlakukan dengan bijaksana oleh masyarakat Indonesia. Banyaknya eksploitasi dan perburuan liar menjadikan kelimpahan keanekaragaman hayati tersebut menurun, misalnya pada fauna harimau sumatera. Habitat harimau sumatera juga diambil alih oleh segelintir kelompok untuk kepentingannya pribadi misalnya dijadikan lahan pabrik industri, perumahan, perkebunan, dan sebagainya. Hal tersebut menjadikan harimau sumatera kehilangan tempat tinggal sehingga akan mencari tempat tinggal lainnya dengan cara memasuki perkebunan warga. Namun hal tersebut akan berujung kematian pada harimau sumatera tersebut. Sebenarnya siapa yang salah? Tidak dapat disalah-salahkan karena semakin meningkatnya kelahiran penduduk maka semakin tinggi kebutuhan hidup yang harus terpenuhi, kebutuhan tersebut kebanyakan berasal dari alam, flora, dan fauna.
Thalita Aldila Pramitasari
Air adalah sumber daya utama yang dibutuhkan oleh seluruh makhluk hidup. Di bumi ini hampir 70 persen daratan yang ada di bumi di dominasi oleh air dan 2,5 persennya adalah air tawar yang dapat dikonumsi oleh makhluk hidup. Tidak semua air dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Makhluk hidup hanya mengkonsumsi air bersih yang tidak terkontaminasi oleh senyawa yang dapat mencemari air. Air bersih adalah air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Air bersih yang dikonsumsi untuk minum pertama-tama harus dimasak terlebih dahulu untuk menghilangkan kuman dan bakteri yang ada di air sehingga apabila dikonsumsi tidak menimbulkan efek samping. Air yang digunakan atau dikonsumsi sebagai air minum harus memenuhi syarat-syarat kesehatan air minum. Menurut Dirjen Cipta Karya tahun 1998 menyatakan, ada beberapa persyaratan utama yang harus dipenuhi dalam sistem penyediaan air bersih, antara lain adalah persyaratan kualitatif, kuantitatif dan kontinuitas. Persyaratan kualitatif adalah mutu atau kualitas air baku air bersih. Syarat kualitas air bersih ini tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 416/Menkes/PER/IX/1990 tentang persyaratan dan pengawasan kualitas. Persyaratan kuantitatif ditinjau dari banyaknya air baku yang tersedia, maksudnya adalah air baku yang dapat digunakan sesuai dengan jumlah penduduk yang ada. Persyaratan kontinuitas penyediaan air bersih sangat erat berhubungan dengan kuantitas air yang tersedia. Maksud dari kontinuitas disini adalah air baku untuk air bersih dapat diambil dengan terus menerus. Air bersih yang digunakan selain untuk minum juga digunakan untuk hal lain seperti mandi dan mencuci. Air yang digunakan untuk mandi dan mencuci tidak perlu melewati proses masak untuk digunakan.
Terdapat beberapa sumber air yang tersedia di bumi ini. Pertama, air permukaan. Air permukaan yang biasanya dijadikan menjadi sumber air baku antara lain mata air, bendungan, danau dan sungai. Kualitas yang dimiliki oleh air permukaan biasanya kurang baik karena mudah sekali tercemar oleh zat polutan yang dapat menurunkan kualitas air itu sendiri. Zat polutan adalah zat yang berbahaya bagi kesehatan. Tidak semua air permukaan tercemar oleh zat polutan misalnya, mata air. Mata air merupakan sumber air yang aman dari zat polutan karena mata air adalah sumber mata air yang muncul ke permukaaan dari bawah tanah. Dan mata air sangat cocok digunakan sebagai sumber air baku. Dari segi kuantitasnya mata air tidak menampung cukup banyak air. Jadi, apabila mata air sudah habis maka penduduk akan mencari mata air baru. Berbeda dengan bendungan, danau, dan sungai. Bendungan dan danau dapat menampung air hujan yang turun dan air hujan dapat dimanfaatkan sebagai sumber air baku bersih. Sedangkan air sungai mendapat aliran dari gunung. Tidak semua air sungai memiliki kualitas air yang bersih karena apabila dasar sungai adalah lumpur akan membuat air sungai menjadi kotor karena partikel lumpur didasar sungai akan terangkat akibat arus sungai. Dan sungai yang dasar sungainya bebatuan akan lebih bersih karena partikel batu yang besar tidak akan tercampur oleh air sungai dan tidak akan mengotori air.
Kedua, air tanah. Air tanah dibedakan menjadi dua yaitu air tanah dangkal dan air tanah dalam. Air tanah dangkal atau freatis merupakan air tanah bebas yang terdapat dalam tanah dengan kedalam muka air kurang atau sama dengan dua puluh meter. Air tanah dangkal adalah sumber air bersih yang bisa dimanfaatkan dengan membuat sumur sampai kedalam batas muka air tanah. Biasanya air tanah dangkal banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Yang selanjutnya ialah air tanah dalam. Air tanah dalam atau artesis adalah air yang terdapat di dalam tanah yang kedalamannya lebih dalam dari air tanah dangkal yang dibatasi dengan lapisan kedap air impermiabel. Air tanah dalam ini terletak di antara lapisan akuifer dengan lapisan btuan kedap air (akuifer terkekang). Air tanah dalam ini dapat dimanfaatkan dengan mengebor bagian impermiabel untuk mencapai air tanah dalam. Dalam sumber lain dikatakan bahwa air tanah dibedakan menjadi 5 jenis yakni, air tanah dangkal (freatis), air tanah dalam (artesis), air tanah meteroit (vados), air tanah baru (juvenil), dan air konat. Air tanah meteroit (vados) merupakan air yang berasal dari proses pretipitas (hujan) dari awan yang mengalami kondensasi yang bercampur dengan debu meteroit. Lalu air tanah baru (juvenil) berarti air tanah yang terbentuk dari dalam bumi akibat intrusi magma. Air tanah baru (juvenil) ini biasanya ditemukan dengan bentuk air panas (geyser). Yang terakhir adalah air konat. Air konat merupakan air tanah yang terjebak dalam lapisan batuan purba sehingga sering terjadi penyalinan dari fuat cepat atau yang biasa disebut dengan fosil water.
Jika dilihat dari peta Indonesia tidak perlu khawatir akan terjadinya krisis air. Karena Indonesia adalah negara kepulauan yang dikelilingi oleh perairan yang membuat Indonesia dijuluki dengan negara maritim dan 6 persen persediaan air dunia atau 21 persen persediaan air di Asia Pasifik dimiliki oleh Indonesia. Selain itu, Indonesia adalah salah satu negara dengan curah hujan yang cukup tinggi. Dikutip dari data BMKG curah hujan pada tahun 2020 mencapai 377mm/hari dimana curah hujan ini merupakan yang tertinggi sejak 154 tahun lalu. Dan di kutip dari www.goodnewsfromindonesia.id , dari data tahun 2012 Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber daya air terbarukan terbesar ke lima di dunia dengan sumber daya air sebanyak 2.838 kilometer kubik atau sama dengan 2,838 triliun meter kubik. Dan pada data yang dilansir dari portal www.katadata.co.id , Kementrian PUPR mencatat total potensi sumber daya air di Indonesia pada tahun 2017 adalah 3,9 triliun meter kubik per tahunnya. Namun Indonesia hanya dapat memanfaatkan sekitar 691,3 miliar meter kubik. Dari data yang bersumber dari Status Lingkungan Hidup Indonesia tahun 2008, Kementrian Lingkungan Hidup menyatakan di Sumatra potensi cekungan air sebesar 110 milyar meter kubik yang merupakan potensi cekungan air terbesar di Indonesia.
Kekayaan air yang melimpah ini belum didistribusikan secara merata karena hal tersebut dikarenakan oleh variasi musim atau curah hujan yang tidak merata sepanjang tahun dan kondisi geografis yang ekstrim, seperti halnya di dataran tandus. Permintaan kebutuhan air meningkat seiring pertumbuhan dan perkembangan suatu wilayah serta penduduk. Dilansir dari data Kementrian Pekerjaan Umum, wilayah Jawa dan Bali memiliki tingkat permintaan air permukaan yang paling tinggi dibandingkan wilayah lainnya, baik untuk kebutuhan domestik maupun irigasi, serta untuk kebutuhan industri.
Dewasa ini air bersih bukan hal yang mudah untuk didapatkan. Pertambahan jumlah penduduk akan mengakibatkan meledaknya jumlah kebutuhan pangan yang juga mengakibatkan meningkatnya kebutuhan akan air bersih. Apalagi ketika datang musim kemarau yang membuat sumur-sumur penghasil air bersih mengering. Air bersih akan menjadi hal yang sulit didapatkan. Besarnya kebutuhan air bersih yang tidak diimbangi oleh penyediaan infrastruktur air bersih akan mengakibatkan kelangkaan air bersih. Dilansir dari UN-Water, sekitar 780 juta manusia yang ada di dunia tidak mempunyai akses untuk mendapatkan air bersih dan 80 juta manusia diantaranya merupakan penduduk negara Indonesia. Selain itu, kurang lebih 2,5 miliar manusia yang ada di dunia tidak bisa mengakses sanitasi yang layak.
Kebutuhan air yang terus bertambah akibat pertumbuhan penduduk khususnya di perkotaan sangat melonjak drastis. Diambil dari data standar SNI tahun 2002, kebutuhan air rumah tangga untuk penduduk perkotaan adalah 120 liter/hari/kapita, sedangkan untuk penduduk pedesaan adalah 60 liter/hari/kapita. Dan dilansir dari web Tempo.co tahun 2018, Perusahan Umum Perikanan Indonesia (Perum Perindo) cabang Jakarta menyatakan bahwa kebutuhan air bersih untuk berlayar selama 3 bulan adalah 300 ton atau 300 meter kubik setiap kapalnya. Pada saat berlabuh, kebutuhan air bersih untuk MCK hanya sekitar 5 – 6 ton atau 5 – 6 meter kubik perhari setiap kapalnya.
Dengan kekayaan air yang cukup melimpah di Indonesia khususnya, masih banyak sekali terjadi kelangkaan air bersih. Kelimpahan air pada musim hujan di suatu wilayah yang tidak dimanfaatkan dengan baik akan mengakibatkan terjadinya banjir. Tapi di sisi lain pada musim kemarau akan terjadi kekeringan. Selain itu dari berbagai sudut banyak sekali alasan mengapa air bersih yang begitu banyaknya menjadi langka. Kelangkaan air bisa dikarenakan polusi air yang meruapakan masuknya zat pencemar kedalam air yang membuat air tidak dapat di konsumsi. Pencemaran air bisa diakibatkan salah satunya karena pembuangan limbah industri dan juga sampah yang langsung di buang ke sumber air atau biasa di buang ke sungai tanpa adanya proses pengolahan sebelum pembuangan.
Faktor yang mengakibatkan kelangkaan selanjutnya adalah overpopulasi atau populasi yang berlebih di suatu wilayah yang menyebabkan meningkatnya kebutuhan air secara drastis. Seperti yang sudah disebutkan diatas bahwa perkembangan atau pertumbuhan populasi yang tidak diimbangi dengan berkembangnya infrastruktur pengelolaan air bersih akan mengakibatkan kelangkaan air bersih.
Faktor ketiga kelangkaan air adalah penggunaan air secara berlebihan. Penggunaan air secara berlebihan seperti lupa mematikan keran atau sengaja membuang-membuang air karena menganggap air bukan hal yang langka juga akan membuat kelangkaan air terjadi. Pemikiran-pemikiran yang menganggap bahwa air tidak langka harus dihilangkan sebelum kelangkaan air bersih itu terjadi. Lalu yang terakhir adalah kekeringan. Kekeringan biasanya terjadi di daerah dengan curah hujan jarang. Hal itu mengakibatkan penipisan jumlah air bersih. Perlu adanya usaha untuk mendapatkan air dari tempat yang memiliki curah hujan yang lebih tinggi. Karena faktor utama menjaga kelestarian sumber daya air adalah manusia, karena manusia memiliki aktivitas yang dapat mengubah penutupan lahan sehingga dapat merubah sistem hidrologi. Selain itu, manusia juga sebagai pengguna atau pemanfaat air sehingga dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas dari sumber daya air (Sitohan dkk, 2016).
Tidak hanya di Indonesia menurut Science Daily bahwa kelangkaan air sudah sangat mempengaruhi setiap benua dan sekitar 2,8 miliar orang di seluruh dunia setidaknya satu bulan dari satu tahun. Dari portal www.kontan.co.id, menurut lembaga riset World Resources Institute (WRI) tahun 2019 menyatakan bahwa sebanyak 1,8 miliar orang di 17 negara saat ini atau sekitar seperempat dari populasi dunia hidup di daerah dengan persediaan air yang tak sebanding dengan kebutuhan penduduknya. Hasil dari analisis WRI menyatakan sebanyak 12 negara yang tengah menghadapi ketidakseimbangan antara stok air dan kebutuhan penduduk akan air terdapat di wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara. Dan yang lainnya terdapat di India, Pakistan, San Marino di Eropa, Botswana di Afrika, dan Turkmenistan di Asia Tengah. Dan saat ini India yang merupakan negara di peringkat 13 di daftar negara dengan risiko air yang sangat tinggi karena banyaknya penduduk, kini India Utara mengalami penipisan air tanah yang ekstrim. Dan menurut data yang dilansir dari PBB menyatakan bahwa kelangkaan air saat ini menjadi masalah serius di berbagai bernua karena 1,2 miliar jiwa atau sekitar 1/5 penduduk dunia tinggal di tempat daerah langka air dan jumlah ini akan masih bisa terus bertambah.
Untuk memelihara dan mejamin keberadaan air bersih diperlukan adanya konservasi. Dalam Undang-undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup disebutkan bahwa konservasi sumber daya alam adalah pengelolaan sumber daya alam yang tak terbaharui untuk menjamin pemanfaatannya secara bijaksana dan sumber daya alam yang terbaharui untuk menjamin kesinambungan ketersediannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilainya. Jadi konservasi sumber daya air merupakan usaha untuk memelihara keberadaan dan berkelanjutan keadaan, sifat, dan fungsi air agar senatiasa tersedia dalam dalam kuantitas dan kualitas yang memenuhi kebutuhan makhluk hidup untuk sekarang dan kedepannya (Sallata, 2015). Beberapa tujuan konservasi sumber daya air ini antara lain:
1. Pencegahan terhadap banjir dan kekeringan
Banjir yang terjadi pada umumnya dikarenakan kurangnya resapan air dan juga sungai yang belum bisa menampung kapasitas air hujan yang turun. Kurangnya resapan dikarenakan oleh hilangnya fungsi hutan sebagai resapan. Dengan adanya konservasi sumber daya air dengan memanfaatkan turunnya air hujan akan meminimalisir terjadi banjir dan kekeringan. Diharapkan dengan adanya konservasi sumber daya air ini kelimpahan air pada saat musim penghujan bisa dimanfaatkan untuk keperluan air pada saat musim kemarau agar tidak terjadi kekeringan. Karena menurut data dari klimatologi di Eropa menyebutkan bahwa 70% bencana alam di dunia dikarenakan atau disebabkan oleh air. Sedangkan di Asia, menurut studi Program Lingkungan PBB, setidaknya terdapat sebanyak 270 juta orang tiap tahun menjadi korban bencana banjir yang menewaskan sebanyak 124.000 orang.
2. Pencegahan terhadapa kerusakan bantaran sungai
Kerusakan bantaran sungai akan mengurangi ketersediaan sumber daya air.
3. Pencegahan erosi dan sedimentasi
Konservasi air baiknya dimulai dari diri sendiri. Menghemat air merupakan cara yang paling mudah dalam ikut serta mengkonservasi sumber daya air. Pemerintah juga mengupayakan infrastruktur yang memadai untuk sumber daya air seperti waduk, saluran irigasi, embung, dan lainnya untuk mencegah masalah yang terjadi akibat kelimpahan air seperti banjir. Seperti yang sudah disebutkan diatas dengan memanfaatkan kelimpahan air di musim penghujan akan membantu memenuhi penyediaan air saat musim kemarau dan mencegah terjadinya kekeringan. Menurut Kodoatie dan Roestam (2010), kegiatan konservasi sumber daya terdiri dari 3 model kegiatan pokok yang terdiri dari, perlindungan dan pelestarian sumber daya air, pengawetan air, dan pengelolaan kualitas dan pengendalian pencemaran air.
Perlindungan dan pelestarian sumber daya air adalah usaha melindungi sumber daya dari kerusakan baik dari tindakan manusia atau oleh alam. Beberapa upaya pelestarian sumber daya air yang dapat dilakukan salah satunya dengan pemeliharan dan mempertahankan fungsi resapan air seperti pembuatan biopori. Pelestarian hutan lindung, kawasan suaka alam, dan kawasan pelestarian alam juga sangat penting dilakukan untuk melindungi dan memelihara sumber daya air itu sendiri.
Pengawetan air atau memelihara keberadaan air, beberapa hal dapat dilakukan untuk pengelolaan kuantitas air permukaan seperti pemanenan air hujan yang dilakukan dengan pembangunan waduk atau bendungan untuk menampung air hujan serta meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah karena kapasitas infiltrasi tanah sangat berpengaruh pada volume air yang dapat masuk ke tanah. Dalam konservasi sumber daya air dapat ditingkat dengan memperbaiki struktur tanah yaitu dengan menutup permukaan tanah dengan tanaman dan mencampurnya dengan bahan organik. Dan untuk pengelolaan kuantitas air tanah dapat dilakukan dengan pengendalian pengambilan air tanah.
Pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air. Pengendalian kualitas air disini difungsikan untuk mempertahankan dan memulihkan kualitas air yang berada dalam sumber air. Kualitas air disini harus memenuhi standra yang disediakan beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas air dilihat dari sifat fisiknya antara lain, kandungan sedimen, kekeruhan, temperatur, warna, bau, dan rasa. Sedangkan faktor sifat kimia yang berpengaruh dalam penggunaan air antara lain, pH, alkalinitas, dan tingkat kesadahan. Pengendalian pencemaran air secar teknis dapat dilakukan dengan dua cara yaitu preventif maupun kuarif. Tindakan preventif ditunjukkan untuk menjaga rsungai, dimana limbah yang telah dibuang kesungai telah dalam kondisi baik. Beberapa hal yang dapat dilakukan dengan tindakan preventif antara lain, pengurangan beban polutan pada limbah bisa dengan melalui penyaringan, penampungan, atau sedimentasi. Lalu bisa dengan penggunaan kembali air limbah yang telah diolah yang nantinya tidak akan mengakibatkan adanya limbah buangan atau yang biasa disebut dengan zero waste. Selain cara preventif dapat dilakukan dengan cara kuarif. Yang merupakan kemampuan air untuk mengembalikan kualitas dirinya sendiri tergantung dari besar kecilnya zat pencemar yang ada.
Malika Balgis